image source : bersatoe.com |
Musik adalah bahasa ungkapan yang memiliki kemasan tersendiri. Dari kecil kita, baik disengaja atau tidak selalu diperdengarkan dengan musik dari berbagai genre, biasanya kalau diperkampungan sering diperdengarkan dengan lagu-lagu dangdutan, tapi bukan berarti lagu dangdut itu penikmatnya hanyalah orang kampung saja hingga ada ungkapan "kampungan". Saya meyakini bahwa orang-orang di perkotaan juga terdapat penikmat lagu dandut, baiklah cukup untuk dangdut, mungkin akan saya bahas pada tulisan dengan judul khusus dangdut.
Musik sebagai ungkapan perlawanan..? hal ini memang benar adanya, ini bukanlah hal baru sebab pada zaman om Iwan Fals, lagu-lagunya banyak sekali berisikan tentang kritikan yang menginginkan Indonesia itu menjadi lebih baik lagi dalam segala hal.
Pernah gak kalian berpikir bahwa lagu patah hati itu bisa dikatakan sebagai ungkapan perlawanan..? sebagian pembaca mungkin akan mengiyakan, jangan sebagian sebaiknya seperempat atau lebih baik sedikit mengiyakan bahwa lagu patah hati itu sebagai ungkapan perlawanan. Saya pribadi tentu mengiyakan, contoh lagu yang saya dengarkan saat menuliskan ulasan ini, lagu dari EdanE - kau pikir kaulah segalanya. Dalam lagu ini menceritakan tentang pengingkaran dari salah seorang pasangan, bagaimanapun janji memang perlu ditepati, jika tidak hal yang tak terduga akan terjadi, seperti yang diteriakkan sang vokalis "bisa kubalas kau lebih gila". Mungkin ini cukup jelas bahwa ini merupakan lagu perlawanan menginga genre lagunya rock serta didukung dengan lirik yang cukup menyudutkannya. Lalu bagaimana dengan lagu dari sisi vokalisnya perempuan, disini saya ambil salah satu contoh dari lagu penyanyi Bunga Citra Lestari yang sempat viral dibahas oleh duniaMANJI di youtube, bahwa lagu ini menjadi viral setelah 10 tahun rilis karena ada salah satu youtuber Indonesia yang membuatnya menjadi viral, yaitu skynifabs(koreksi). Pada lirik isinya berupa ungkapan kekesalan juga permohonan yang selalu diabaikan, dengan kepandaiannya BCL mengungkapkan kemarahannya yang tidak tahu harus dilampiaskan pada siapa pada akhirnya ia tuangkan dalam lagu kecewa ini. semuanya tertuang perlawannannya, lirik dengan polesan ungkapan kecewa seolah ini hanya bentuk ungkapan kecewa belaka, namun jika ditilik lebih dalam lagi, bahwa ini perlawanan. Memang melawan dengan musik secara langsung tidak efektif, tetapi hal ini cukup meredam kerusakan yang akan ditimbulkan jika perlawanan itu benar dilampiaskan pada hal yang anarki. Selain itu perlawanan dengan musik tentunya akan tetap relevan dengan kejadian-kejadian yang akan datang dengan konteks yang masih sama, tentunya hal ini akan menambah pundi-pundi receh dari pada perlawanan yang merugikan.
Comments
Post a Comment