Image source Depositphotos.com Magrib telah berlalu beberapa waktu, sebatang rokok ditariknya dari dalam kotak pembungkusnya, dibakarnya, kemudian ia hisap dalam-dalam hingga pijar di ujung batangnya membara terang. Ia semburkan asapnya ke udara dengan harapan pekatnya pikiran dan malam yang sama gelapnya sedikit memudar. Perencanaan, dan pengharapan menjadi satu dalam obrolan santai, aku menyukai musik sedangkan ia menyukai menulis. Bagiku musik itu sebagai relaksasi, atau sebagai pengisi hampa dan kesunyian agar tidak membeku begitu saja dalam sepi. Namun salah seorang teman yang menjadi lawan bicara malam itu, sedikit membuatku berpikir lebih dalam lagi, terlebih apa yang ia katakan menyangkut tentang apa yang aku sukai "musik". Ia mengatakan bahwa dengan musik, ia merasa termotivasi untuk menulis, atau lebih tepatnya ia dapatkan sebuah ide menulis dari mendengarkan musik, atau ia merasa lancar menuangkan ide-ide dalam tulisannya karena sambil mendengarkan musik