Katakan pada mama, cinta bukan harta dan tahta.
Siapa yang tidak tahu dengan lagu-lagu Dewa 19 ?, jawabannya sederhana, mereka yang tumbuh dewasa dan tak memiliki selera musik. Dewa 19 saya ketahui lagu-lagunya sejak jaman radio, sejak mini compo masih menggunakan kaset pita, bila pitanya terselip saat lagu diputar maka jangan harap dengan mudah mengeluarkan kasetnya. Itu merupakan kenangan yang penuh perjuangan dan kesabaran yang tidak akan ditemui pada jaman sekarang, yang semuanya serba digital.
Saya akan menarik sebuah arti menurut saya pribadi dan menghubungkan dengan kehidupan saat ini, lagu dari salah satu lirik lagu Dewa 19 yaitu ; lagu dengan judul “Cukup Siti Nurbaya”. Mungkin dibayangan kalian lagu ini sudah tidak pas lagi dengan jaman sekarang, jika dilihat dari judul saja terdapat sebuah nama “Siti Nurbaya” yang mana, nama tersebut adalah salah satu tokoh yang dijodohkan oleh orang tuanya dengan pria yang tidak dicintainya. Dalam lirik lagu ini menggambarkan tokoh Siti Nurbaya mengalami pahitnya dunia, seolah-olah hidupnya sebatas ternilai oleh rupiah, dan memastikan bahwa cinta itu tidak ada apa-apanya dibandingkan harta dan tahta(itu singkat ceritanya). Tetapi lagu ini masih memiliki hubungan dengan jaman sekarang yang pada umumnya jaman sekarang sudah tidak ada lagi hal dijodoh-jodohkan secara paksa, sekarang sudah pada pinter nyari jodohnya. Jika jaman dulu Siti Nurbaya dijodohkan dengan pria berharta dan bertahta sekalipun dia tidak pernah mencintai pria tersebut, maka berbeda pada jaman sekarang. Asal berharta dan bertahta sekalipun tidak memiliki rasa itu akan tetap menumbuhkan cinta kelak.
Dulu Siti Nurbaya berjuang atas dirinya, jika ditarik arti dari lirik lagu ini Siti Nurbaya berjuang pada cintanya sendiri. Cinta yang dapat menyejukkan dunianya, yang bukan sekedar harta dan tahta. Cinta yang tak akan memburamkan logikanya, seolah-olah hal ini ternilai sebatas rupiah saja. Tetapi semuanya harus berubah pahit. Dijodohkan dengan pria pilihan yang tidak pernah ia cintai. Itu dulu.
Sekarang, Orang tua tidak perlu bersikap keras dengan memaksa anaknya dijodohkan dengan pria pilihan yang jelas tahtanya. Sebab beberapa orang tua sudah mewanti-wanti anaknya sebelum berpacaran, baik secara tidak langsung maupun langsung orang tua mengungkapkan kriteria calon menantu yang diinginkannya. Juga ada yang memang dari anaknya menginkan kriteria pria yang mapan demi kelangsungan masa depannya walau itu tanpa rasa cinta. Hal ini wajar saja, lagian siapa yang mau terus-terusan berada dalam garis ekonomi yang tidak nyaman, tidak sampai berkecukupan dan sering kurang. Kembali pada lirik lagu
“hanya cinta yang sejukkan dunia”
Hanya cinta, yang memiliki artian bahwasanya suatu hubungan yang didasarkan oleh cinta itu akan menyejukkan hubungan. Kalian pasti dengar bantahan “Ah cinta, omong kosong, memangnya mau makan apa kalau hanya cinta”. Ada benarnya juga jika kita mengartikan cinta itu dalam artian yang sempit saja, dalam artian cinta hanyalah urusan asmara. Pertengkaran-pertengkaran kecil akan segera diredam karena cinta, karena menyadari perjuangan atas cintanya. Saling mengalah, dan menahan ego karena sadar betapa sejuknya mengingat perjuangan cintanya.
Saling mengisi kekurang karena cinta.
Pastikan pada semua
Hanya cinta yang sejukkan dunia
Katakan pada mama
Cinta bukan hanya harta dan tahta
Comments
Post a Comment